Juli 8, 2025
WhatsApp Image 2025-06-01 at 17.24.27

 

Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Provinsi Sumatera Barat, Zeki Aliwardana, menekankan pentingnya terus menggaungkan Hari Lahir Pancasila agar generasi muda Indonesia memahami dan mengamalkan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Hal ini diungkapkannya dalam Halal bi Halal dan Dialog Kebangsaan yang digelar Minggu (1/6/2025) di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman.

Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Duski Samad Tuanku Mudo, Ketua Senat sekaligus Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, serta Armaidi Tanjung, wartawan senior dan Sekretaris DPD Satupena Sumatera Barat. Bertindak sebagai moderator adalah Ahmad Damanuri Tuanku Mudo, mantan Ketua GP Ansor Padang Pariaman.

Turut hadir dalam acara ini Kepala Kantor Kementerian Agama Padang Pariaman, Syafrizal, pengurus PW ISNU Sumbar, perwakilan dari PC ISNU Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Kepulauan Mentawai, serta badan otonom NU seperti PMII, IPNU, IPPNU, dengan total peserta hampir 100 orang.

Dalam sambutannya, Zeki Aliwardana menyebut bahwa momen peringatan Hari Lahir Pancasila sangat erat kaitannya dengan refleksi sejarah bangsa, terlebih beberapa hari sebelumnya bangsa Indonesia juga memperingati Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei). Ia juga menyinggung pentingnya peringatan Hari Kemerdekaan pada 17 Agustus, Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, hingga Hari Pahlawan 10 November sebagai bagian dari perjalanan sejarah bangsa yang sarat nilai-nilai Pancasila.

“ISNU harus tampil dan membangun citra positif, termasuk membantah stigma negatif terhadap kaum tuanku di Padang Pariaman. Ada yang menyebut peran tuanku sebatas mengajar mengaji atau menjadi garin, padahal banyak tuanku yang punya potensi besar memimpin di pemerintahan dan masyarakat,” tegas Zeki.

Ia menambahkan, dalam menjalankan peran strategis di tengah masyarakat, ISNU tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan untuk ikut membangun bangsa ke depan. Dialog kebangsaan ini menjadi sarana untuk konsolidasi internal dan penguatan peran ISNU di Sumatera Barat.

Sementara itu, Prof. Duski Samad menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama adalah organisasi Islam yang paling nasionalis dan konsisten dalam menjaga keutuhan NKRI. “Bagi NU, urusan Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah selesai. Ini adalah alat pemersatu dan dasar bernegara yang harus terus dijaga,” ujar Duski.

Menurutnya, Pancasila merupakan hasil pemikiran para pendiri bangsa dan tidak perlu dipertentangkan dengan agama. “Pancasila dan agama berjalan seiring. Tak perlu dibenturkan. Justru Pancasila menjaga agar kehidupan berbangsa tetap damai dalam keberagaman,” tambahnya.

Sementara itu, Armaidi Tanjung dalam pemaparannya menyatakan bahwa Hari Lahir Pancasila menjadi momentum untuk mengenang perjuangan founding fathers dalam merumuskan dasar negara. “Peringatan ini penting untuk memperkuat nilai-nilai persatuan dan semangat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa dan lebih dari 17.000 pulau berdasarkan data BPS tahun 2024. Dalam konteks keberagaman ini, Pancasila menjadi satu-satunya ideologi yang mampu mempersatukan seluruh elemen bangsa.

PW ISNU Sumatera Barat berharap kegiatan ini dapat menjadi batu loncatan untuk memperkuat pemahaman dan komitmen masyarakat terhadap nilai-nilai kebangsaan, serta membangun peran strategis ISNU dalam kehidupan sosial, politik, dan keagamaan di daerah.( tomy )